PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI PIRING

  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10
  • 11
  • Picture1

PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI PIRING DALAM RANGKA MENINGKATKAN TARAF KESEHATAN DAN ALTERNATIF INCOME BAGI MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19

 Oleh: Agustina Dwi Prastanti, Rini Indrati, dan M.Irwan Katili.

Minyak jelantah adalah minyak yang telah mengalami proses penggorengan berkali-kali dimana kandungan asam lemak jenuhnya semakin tinggi sehingga dapat dikatakan minyak telah rusak.  Minyak jelantah yang dikonsumsi dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan (Hidayat, 2005). Adapun bahaya minyak jelantah bagi kesehatan yaitu: Dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker. Dikarenakan selama penggorengan, minyak akan mengalami pemanasan pada suhu tinggi 170° – 180° C dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi, hidrolisis dan polimerisasi yang menghasilkan senyawa – senyawa hasil degradasi minyak seperti keton, aldehid dan polimer yang merugikan kesehatan manusia. Proses tersebut menyebabkan minyak mengalami kerusakan jika dikonsumsi dapat memicu pertumbuhan kanker hati akibat dari kerusakan utama minyak yaitu dari timbulnya bau dan rasa tengik. Adanya senyawa karsinogenik pada minyak jelantah dibuktikan dari bahan pangan berlemak yang teroksidasi, risiko kolestrol darah semakin tinggi dan vitamin A, D, E, dan K yang larut didalamnya ikut rusak serta terbentuknya senyawa acrolein yang bersifat racun dan menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan (Kapitan, 2013).

Minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan diantaranya dapat merusak ekosistem air dengan terbentuknya lapisan minyak yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut didalam air, menjadikan pencahayaan matahari kurang maksimal sehingga organisme di dalam air kekurangan cahaya dan mati, menyumbat saluran air karena pada suhu rendah limbah minyak jelantah membeku, meningkatkan resiko penyakit karena lapisan lemak sangat disukai bakteri dan menjadi tempat berkembang biak, lapisan lemak yang berkumpul bercampur dengan beberapa bahan kimia organik yang lama kelamaan bisa menjadi zat beracun atau toksik, jika dimakan ikan dan sifatnya karsinogenik, mungkin pada ikan tidak terjadi kanker, tapi bisa terjadi mutasi. Jika ikan dimakan manusia, zat karsinogenik akan termakan juga oleh manusia, bisa jadi buah simalakama buat manusia. Dan manusia sendiri yang terkena dampaknya (Kusnadi, 2018).

Minyak jelantah memiliki sisi ekonomis apabila mengetahui cara mengolahnya. Diantaranya dapat menjadi aneka produk sabun, salah satunya sabun cuci piring karena potensi limbah minyak goreng adalah  kandungan  asam  lemak  dari  minyak  nabati  yang  tinggi.  Oleh  karena  itu,  limbah  minyak  jelantah  dapat  dimanfaatkan  menjadi  sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Namun  sejauh  ini,  masyarakat  belum  mengetahui  potensi  ekonomis  limbah  minyak goreng tersebut.  Selain  itu,  masyarakat  juga  belum mengetahui metode tepat guna pengolahan  limbah  minyak  goreng  sebagai  bahan  baku  sabun  cuci  piring  serta  belum  memiliki  pengetahuan   tentang   pengendalian   pencemaran  air  dan  tanah.  Oleh  karena  itu,  untuk  mengatasi  masalah  volume  limbah minyak jelantah yang  tinggi,  dilakukan  kegiatan  pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan  nilai  tambah  bagi  limbah  minyak jelantah dengan  cara mengolah  limbah  minyak jelantah menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak jelantah  menjadi sabun cuci piring ramah  lingkungan  sangat  bermanfaat  bagi  masyarakat  Indonesia,  khususnya  masyarakat di kelurahan Sambiroto, kecamatan Tembalang, kota Semarang.  Terlebih  bagi  masyarakat  yang terdampak COVID-19 dari sisi ekonomi di  kelurahan Sambiroto yaitu banyaknya warga yang terkena pemutusan hubungan kerja. Maka dengan mengolah jelantah menjadi sabun cuci piring dapat menjadi alternatif income dan menstimulasi jiwa wirausaha. Karena hasil inovasi limbah minyak goreng yang diolah menjadi sabun cuci piring dapat dimanfaatkan untuk penghematan pengeluaran dari segi bahan pencuci.

Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang pada hari Rabu, 26 Agustus 2020 telah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan pendampingan pelatihan dalam mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring. Tujuan Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini sebagai bentuk implementasi langsung mata kuliah promosi kesehatan dan kewirausahaan. Tim Pengabdian Masyarakat Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi yang terdiri dari dosen yang terdiri Agustina Dwi Prastanti, S.ST., M.Si., Rini Indrati, S.Si., M.Kes., dan M.Irwan Katili, S.Pd., M.Kes. Sedangkan mahasiswa yang terlibat adalah Abid Kurniawan Priambodo, Aditya Rafi Arkana, Affia Aqil Kelana, Dianing Larasaty, dan Diska Laila Astiningrum yang merupakan mahasiswa semester V Prodi D-III TRR Semarang.

Kegiatan didahului dengan pembukaan secara resmi oleh Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi diwakili Sekretaris Jurusan dan Kepala Kelurahan Sambiroto. Materi tentang bahaya limbah berupa minyak jelantah disampaikan Dosen Prodi D-III TRR Semarang dilanjutkan materi cara pembuatan minyak jelantah oleh Narasumber  yang bergerak dibidang pemanfaatan limbah jelantah.

Antusias warga terlihat begitu tinggi dengan jumlah peserta yang hadir yaitu sejumlah 30 peserta yang berasal dari berbagai RT dan  RW di Kelurahan Sambiroto.

Pada Pengabdian Masyarakat ini, masyarakat diberi pengetahuan akan penggunaan minyak goreng secara berulang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengelola limbah minyak jelantah dengan cara menjadikan sabun cuci piring yang dapat memiliki nilai jual. Kegiatan dilanjutkan dengan praktek langsung pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah.

Kegiatan berjalan lancar, diikuti dengan antusias peserta yang besar dan sangat menambah wawasan bagi peserta karena bahan-bahan yang digunakan jarang diketahui oleh masyarakat sekitar. Sehingga dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah. Selain itu para peserta juga diberi souvenir cantik berupa sabun sehingga sudah dapat digunakan secara langsung dan dapat membawa pulang hasil karya yang telah dibuat oleh masing -masing peserta yang dikemas melalui cetakan yang bagus.

admin

Situs resmi Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang

Mungkin Anda juga menyukai